Di
kalangan anak muda sekarang ini ada istilah yang sering kita dengar yaitu PHP
Pemberi Harapan Palsu (bukan Pemberi HandPhone ya…..)
Dalam hubungan percintaan kaula
muda, PHP sering kali terjadi pada masa PDKT, di mana pada masa ini harapan
satu sama lain pada umumnya sama besar untuk saling memiliki. Namun ketika
harapan berbanding terbalik dengan kenyataan yang terjadi sakit hati pun tak
terhindarkan. Kok bisa ?? yah tentu, sebenarnya PHP itu bukan tentang dia tapi
tentang kita. Kita tidak menyadari bahwa sebenarnya harapan itu tidak akan
menjadi harapan palsu ketika kita tidak membesar-besarkan hal yang sebenarnya
biasa-biasa saja. Contohnya saja, seorang remaja perempuan menyukai seorang
remaja laki-laki (pada kasus ini biasanya sering disebut gebetan namun saya
sendiri tidak mengetahui dengan jelas definisi dari gebetan ini).
Ketika dia(si
laki-laki) tersenyum, sudah terpikir bahwa si laki-laki itu menyukainya
Ketika dia perhatian,
sudah terpikir bahwa dia menyayangi
Kemudian ketika
dia (si laki-laki) ternyata berpacaran dengan perempuan lain, sang perempuan
yang berharap tadi merasa dikhianati dan menyalahkan dia (si laki-laki) yang
kemudian dicap sebagai PHP.
Coba kita simak contoh kasus di
atas, perasaan si perempuan itu seharusnya biasa-biasa saja ketika memang si
laki-laki itu adalah Pemberi Harapan Palsu. Tidak akan ada sakit hati ketika
anda hanya “diberi” harapan palsu. Semuanya seharusnya baik-baik saja ketika
anda tidak memperbesar harapan anda terhadap orang lain.
Jadi, PHP itu sebenarnya PEMBERI
Harapan Palsu atau PEMBESAR Harapan Palsu ???
Semuanya kembali
pada diri kita sendiri. Fikirkanlah dan minimalkanlah rasa sakit itu yang
seringkali terjadi karena menganggap orang lain Pemberi Harapan Palsu tanpa
memandang diri sebagai seseorang yang mungkin sebenarnya adalah Pembesar
Harapan Palsu yang juga membesarkan potensi sakit hati.
Karena,
Senyuman
itu tidak selalu berarti suka
Perhatian itu
tidak selalu berarti sayang
Sama halnya,
Mendung tak
selalu berarti hujan