Belajar
adalah proses yang sangat terkenal. Setiap orang punya definisi sendiri
bagaimana memandang belajar. Ada yang beranggapan belajar itu menyenangkan,
menantang serta bermanfaat. Namun, tidak sedikit orang yang memandang belajar
sebagai kegiatan yang membosankan, melelahkan bahkan sia-sia.
Perbedaan
pandangan terhadap belajar muncul akibat perbedaan masalah yang dihadapi. Salah
satunya adalah ketika mempelajari materi di sekolah yang biasanya diajarkan
oleh seorang guru dengan rentang usia yang cukup jauh. Begitu pula di kursus,
instruktur yang mengajarkan materi terkadang tidak banyak membantu kita untuk
memahami pelajaran.
Terdapat
fenomena yang menarik, ketika mengamati anak-anak belajar dengan teman
sebayanya, mereka tampak lebih antusias, bersemangat dan aktif bertanya
dibanding ketika belajar dengan guru atau instrukturnya. Mengapa hal ini
terjadi? Jawaban sederhananya adalah karena tidak ada rasa sungkan antara orang
yang mengajar dan yang diajar. Mereka merasa nyaman bertanya dan menjelaskan.
tidak ada rasa takut dihakimi bodoh atau pintar. Mengapa bisa terjadi?
Perlu kita
ketahui bahwa fenomena inilah yang mendasari lahirnya salah satu teknik
mengajar yang dinamakan tutor sebaya atau sering dikenal dengan Peer Teaching. tutor sebaya melibatkan
dua pihak penting yaitu siswa dengan kemampuan yang lebih dan siswa dengan
kemampuan yang kurang dalam satu materi pembelajaran yang sama. kedua pihak
tersebut akan berperan sebagai guru dan murid. Hasil Penelitian menunjukkan
bahwa, kedua pihak tersebut mendapatkan manfaat pedagogis seperti lebih percaya
diri dengan kemampuan yang dimiliki, menjadi lebih santai saat belajar, rasa
cemas berkurang, menjadi pebelajar yang aktif, interaktif dan partisipatif.
Metode ini
sebenarnya sudah diajarkan sejak dahulu kala, ketika ajaran Islam disebarkan pun
secara tidak langsung menggunakan metode ini. Di masa awal Islam, banyak yang
bertanya, mengapa utusan dari Allah swt. ini adalah manusia yang berjalan di
bumi? Mengapa tidak Allah sertakan malaikat bersamanya? Mengapa tidak Allah swt.
berikan dia harta yang berlimpah sehingga dia tidak perlu berjalan di pasar?
Dan masih banyak lagi pertanyaan mereka. Allah swt. di dalam Al-Qur’an tidak
serta merta memberikan kita jawaban secara tersurat, namun menganjurkan kita
untuk berfikir dengan kalimat-kalimat seperti
untuk apa Allah swt. mengutus malaikat ke bumi sementara penghuni bumi
adalah manusia, untuk apa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa selain Arab
sementara Rasul adalah orang Arab, serta masih banyak kalimat yang lain.
Hal ini
membuat saya berfikir bahwa, tutor sebaya ini adalah salah satu metode yang
Allah swt tunjukkan keberadaannya dengan mengutus para Nabi dan Rasul
ditengah-tengah manusia. Allah swt. mengutus para manusia pilihan yang
berkemampuan lebih untuk mengajarkan Islam kepada kita manusia yang
berkemampuan lemah. para sahabat Rasulullah saw. Yang ikut berjuang bersama
Rasul adalah sosok yang sangat merasakan pembelajaran aktif,interaktif dan
partisipatif bersama Rasulullah saw. Rasulullah saw. Tidak menyebut mereka
murid ataupun pengikut. Beliau menyebut mereka SAHABAT. Hal ini bukan tanpa
alasan. SAHABAT adalah orang yang sangat dekat dengan kita. Tidak ada filter
antara kita dengan mereka dalam pertemanan bahkan rasa persaudaraan. Begitulah Rasulullah
saw. Memperlakukan mereka dalam mengajarkan Islam, sehingga para sahabat
mengerti Islam dengan sangat baik.
Dari dua hal
tersebut, tampak manfaat tutor sebaya dari segi pedagogis dan psikis. Hal ini
sangat menarik untuk diterapkan oleh guru di sekolah ataupun instruktur di
tempat kursus. Perlakukan siswa seperti sahabat, jangan membuat dinding
pembatas yang tebal antara pengajar dan siswa. Karena, mereka butuh rasa aman
dan nyaman saat belajar. Tetapi pengajar tetap harus mempertahankan perannya sebagai
guru, digugu dan ditiru. Pengajar adalah teladan, sosok sempurna yang mampu
mencontohkan apa yang diajarkan kepada siswa nya agar siswa tetap dibimbing
sesuai dengan tujuan pendidikan kita.
Semoga tutor
sebaya yang telah dicontohkan oleh para Rasul Allah swt., juga mampu kita
terapkan prinsip-prinsipnya dalam kehidupan belajar kita di keluarga, sekolah
dan masyarakat.