Rindu,
perasaan yang sering tiba-tiba muncul di dalam kalbu, baik kepada sanak famili,
sahabat lama, mainan masa kecil maupun someone spesial yang jauh di mata nan
dekat di hati.
Rindu
biasanya muncul dalam kesunyian keadaan, ketika tiba-tiba teringat saat-saat
bersama mereka yang dirindukan. Di dalam fikiran rekaman memori kebersamaan
seperti terputar ulang dengan sendirinya layaknya video player lengkap dengan
tombol play, pause, dan stopnya.
Tapi
tidak jarang rindu akan muncul di saat kita berada dalam keramaian keadaan,
ketika kita sedang dalam situasi bersama dengan orang-orang baru. Lalu terasa
ada sosok yang hilang di dalam keadaan itu. Mungkin,
di
tengah ramainya suasana kelas kita merindukan sosok seorang guru teladan yang
pengertian.
Di
tengah ramainya suasana kampus kita merindukan teman-teman SMA.
Di
tengah kegiatan Zikir jamaah shalat kita merindukan sosok Rasulullah saw.
Rindu
adalah hal yang manusiawi. Rindu akan selalu hadir untuk memberikan peringatan
kepada kita bahwa keadaan di masa lalu itu tidak untuk dilupakan.
Rindu
itu indah. Dengan merasa rindu, kita akan merasa dekat dengan hal yang kita
rindukan. Sangat indah ketika kita tidak saling menyapa, tidak saling
memperhatikan, namun saling merindukan dan saling mendoakan dalam sujud.
Terkadang
rindu itu menyiksa, untuk mereka yang terbiasa bersama namun harus mengurangi
frekuensi kebersamaan karena hal-hal tertentu harus menahan perasaan ingin
bertemu, ingin saling menyapa, saling berbagi cerita hingga waktunya tiba,, a
kind of nyesek.
Rindu
itu pahit, manis, asam,asin bagaikan permen nano-nano. Berjuta rasanya gituh.
Kita
semua tahu, mengatasi rasa rindu itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Perasaan rindu yang memuncak bagi kaum hawa akan tersalurkan melalui
tetesan-tetesan bening yang keluar melalui kedua matanya. Yaahh semua orang
tahu, namanya air mata.
Air
mata yang ditimbulkan oleh rasa rindu selalu terasa hangat dan mampu
menyurutkan gelombang kerinduan yang sedang pasang di tengah lautan jiwa.
Shollu
Ala Muhammad,
Kerinduan kami kepadamu ya Rasulullah.
Al-Fatihah,
Kerinduan
kami kepada kalian saudara-saudara yang telah lebih dahulu berada di alam sana.
Dan
untuk kalian yang sedang dalam kerinduan yang hebat kepada mereka dan sedang
terpisahkan oleh jarak, tenangkanlah hatimu, katakanlah:
Gejolak
rindu ini sedikit bisa teratasi saat aku melihat ke angkasa dan menyadari bahwa
kita masih berada di bawah satu langit yang sama.